Pendidikan anak usia dini juga dapat dianggap sebagai jenis pendidikan yang berfokus pada meletakkan dasar untuk pertumbuhan dan perkembangan (Suyadi et al., 2013). Pendidikan anak usia dini Pemerolehan ini dilakukan dengan cara belajar mengucapkan beberapa kata melalui proses peniruan (mimikri). Perkembangan ini berawal dari bahasa yang sederhana menuju ke stuktur yang kompleks. Menurut Aitchison (dalam Harras dan Andika, 2009), perkembangan bahasa anak terdiri atas sepuluh tahapan, yaitu usia 0,3 tahun (tahap meraban); usia 0,9 bergantian sesuai dengan konteks kalimatnya dan pendapat para ahli yang mendefinisikan hal tersebut. Kognisi berhubungan dengan inteligensi. Kognisi lebih bersifat pasif atau statis yang merupakan potensi atau daya untuk memahami sesuatu, sedangkan inteligensi lebih bersifat aktif yang merupakan aktualisasi atau Perkembangan bahasa merupakan salah satu aspek yang sangat penting distimulasi pada anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan peran metode bercerita terhadap perkembangan bahasa anak usia dini. Terdapat perbedaan pendapat di antara para ahli tentang batasan usia dini. Di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa anak usia dini adalah anak usia 0-6 tahun. Bredekamp seorang ahli pendidikan anak usia dini menyatakan anak usia dini adalah anak usia 0-8 tahun.7 Teori kognitif mulai berkembang pada abad 20-an. Secara sederhana teori ini menggambarkan bahwa belajar adalah aktivitas internal yang terdiri dari beberapa proses, seperti pemahaman, mengingat, mengolah informasi, problem solving, analisis, prediksi, dan perasaan. Ada juga yang menggambarkan bahwa teori belajar kognitif itu ibarat komputer. oHoFHC.

pendapat para ahli tentang paud